Monday 4 August 2014

LAFADZ

BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Keistimewaan manusia dari segala sesuatu adalah manusia karena punya akal fikiran. Maka manusia dengan fikirannya merupakan isi dari alam ini, yang mana tidak ada yang mulia di dunia ini, kecuali manusia yang berakal. Salah satu fungsi akal dalam kehidupan manusia tiada lain sebagai petunjuk jalan guna memilih yang bermanfaat dan meninggalkan yang mudharat.
Berbagai kenyataan di lapangan yang ditemukan seputar berpikir kritis, analitik, dan logic, bagi sebuah masyarakat modern yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan sebagai salah satu kebutuhan dalam kehidupannya.
Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi akal pikiran benar-benar menganjurkan ummatnya untuk melakukan apapun dengan landasan ilmiah yang memiliki akurasi data yang baik, dan benar. Sehingga ditemukan pemahaman dalam bertindak dengan benar-akurat-lengkap. Filsafat melalui salah satu cabangnya, memberikan jalan keluarnya dengan istilah logika yang juga banyak dikenal di dunia Islam dengan istilah mantiq.
Ilmu mantiq, bagi pikiran, adalah sebagai Ilmu Nahwu bagi lisan, artinya Ilmu Mantiq digunakan sebagai alat berpikir agar jangan sampai cara berpikir kita kliru, di samping digunakan untuk menguakan tabir pengertian yang rumit sama halnya dengan Ilmu Nahwu digunakan sebagai alat untuk berbicara menyatakan sesuatu dengan lisan, jangan sampai cara pengucapannya itu kliru.
Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang Lafadz serta pembagian-pembagiannya. Secara singkat  Lafadz adalah satu nama yang diberikan pada rangkaian huruf abjad atau susunan beberapa huruf yg mempunyai arti. Jika lafadz tidak mempunyai arti maka rangkaian huruf itu tidak dapat disebut sebagai lafadz. Semoga makalah kami dapat membawa manfaat bagi para pembaca khusunya dalam materi tentang Lafadz.



B.  RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang dimaksud dengan Lafadz dan apa saja pembagiannya?
2.    Apa macam-macam lafadz Mufrad?
3.    Apa macam-macam lafadz Murakkab?
4.    Apa Macam-macam Lafadz Kulli?
5.    Apa saja yang termasuk Kulliyat al-khamz?

C.  TUJUAN
1.    Mengetahui pengertian Lafadz serta pembagian-pembagiannya.
2.    Mengetahui macam-macam lafadz mufrad.
3.    Mengetahui macam-macam lafadz murakkab.
4.    Mengetahui macam-macam lafadz kulli.
5.    Mengetahui pengertian kulliyat al-khamz dan macam-macamnya.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN LAFADZ
Lafadz adalah susunan beberapa huruf yang mengandung arti. Istilah Lafadz berasal dari bahasa Arab dan diartikan sebagai ‘kata’ dalam bahasa Indonesia, seperti kayu, batu, air dan lain-lain. Dari segi wujud/ bentuk bangunannya, kata terbagi menjadi dua bagian: Mufrod dan Murakkab.
 Lafadz Mufrod yaitu:
هو ما ليس له جزء يدل دلا لة مقصودة على جز ء المعنى المراد منه
·         Kata yang tidak mempunyai bagian yang tidak menunjukkan kepada penunjukkan yang dimaksud oleh bagian makna yang tidak dikehendakinya.[1]
Lafazh mufrad terdiri dari dua kata yaitu, lafazh dan Mufrad.  Lafazh artinya kata-kata, sedangkan Mufrad artinya satu kata. Dlam istilah ilmu mantiq, lafazh adalah kata-kata yang tidak mempunyai bagian yang masing-masing bagian itu menunjuk kepada makna yang dikandungnya sendiri.
Lafadz Murakkab yaitu:
هو ما يد ل جز ؤه د لا لة مقصود ة على جزء المعنى المقصود
·         Kata yang bagiannya menunjukkan arti yang dimaksud oleh bagian yang terkandung dalam kata tersebut.[2]
Lafazh murakkab terdiri dari dua kata yaitu Lafazh dan Murakkab. Lafzah artinya kata-kata dan murakkab artinya disusun atau dirangkai. Jadi, lafazh murakkab artinya kata-kata yang disusun atau dirangkai baik dari 2, 3, 4, ataupun lebih dari itu.
Terdapat perbedaan pendapat antara Ahli Mantiq dan Ahli Nahwu tentang pengertian ini. Ahli Mantiq melihat lafadz pada maknanya, bukan pada jumlah lafadz-nya. Artinya, susunan lafadz yang jumlahnya lebih dari satu kata tetapi tetap menunjukkan makna satu yang disebut sebagai Lafadz Mufrod. Seperti, meja, kursi, Amir Syarifuddin adalah contoh lafadz mufrod. Tetapi Ahli Nahwu lebih melihat pada bentuk dan jumlah susuna kata, sehingga Lafadz seperti Muhammad Abdullah Syafi’i tidak dapat disebut Lafadz Mufrod.[3]
B.  PEMBAGIAN LAFADZ MUFRAD

a.    Lafadz Mufrad, dilihat dari segi bentuknya , terdiri dari empat macam:
1.       Lafazh yang tidak mempunyai suku kata sama sekali, misalnya lafadz yang terdiri dari satu huruf. Contoh: huruf ba, kaf, li dari huruf jar atau huruf ma’ani yang berdiri dari satu huruf saja, juga seperti huruf sumpah.
2.       Lafazh yang mempunyai bagian kata (huruf), tetapi jika dipisahkan, bagian itu tidak mempunyai arti sama sekali. Contoh: huruf Tha dalam kata Thalibun. Tha bukan huruf ma’ani tetapi merupakan suku kata.
3.      Lafazh yang mempunyai bagian kata yang dapat menunjukkan suatu arti, tetapi arti itu bukan yang dimaksud oleh kata tersebut. Contoh: Abdullah, sebagai sebuah nama. Sebenarnya kata ‘abdun’ mempunyai arti, seperti juga kata Allah. Akan tetapi, dalam hal ini bukan itu pengertiannya, karena yang dimaksud dengan ‘Abdullah adalah sebuah nama.
4.         Lafadz yang mempunyai bagian yang dapat menunjukkan sebuah arti, tetapi artinya bukan yang dimaksud. Contoh: Hayawan al-Natiq sebagai sebuah nama bagi seseorang. Kata hayawan dan al-Natiq memang mempunyai arti, tetpi arti itu bukanlah yang dimaksud. Karena, pengertian Hayawan al-Nathiq disini adalah nama seseorang.
b.   Lafadz Mufrad, apabila dilihat dari segi jenisnya, ada tiga macam:
1.Isim, adalah lafazh (kata-kata) yang mempunyai arti sendiri tanpa terikat dengan waktu.
ما دل على معنى مستقل بالفهم من غير دلا لة على زما ن ذلك المعنى
·         Kata yang menunjukkan suatu arti tersendiri yang tidak disertai penunjukkan waktu.
Contoh: sekolah, rumah, pesantren, Muhammad, Zainab, dll.[4]
2. Kalimah adalah lafazh (kata-kata) yang mempunyai artis sendiri yang terikat dengan waktu.
ما دل على معنى فى زمن من الاز منة الثلا ثة
·         Kata yang menunjukkan suatu arti dengan disertai penunjukkan ketiga dimensi waktu (waktu lampau, kini, dan akan datang ). [5]
Contoh: Dia akan membaca buku, Dia sedang membaca buku, Dia telah membaca buku. “kalimah” dalam Ilmu Nahwu, disebut kalimat fi’il.
3.Adat adalah (menurut ilmu Nahwu) = harf seperti Bi, Min, wa, ila dll.
ما لا يدل وححده على مستقل با لفهم
·         Kata yang tidak dapat menunjukkan suatu arti yang sempurna secara mandiri.[6]
Contoh: عن، الى،  dll. “Adat”, dalam Ilmu Nahwu, disebut kalimat harf.

v Lafadz Mufrad Isim, dilihat dari segi artinya, terbagi atas dua macam:
1.      Mufrad Isim Kulli, yaitu Lafadz mufrad yang ketika disebutkan lantas menunjukkan kepada semua arti atau maknanya. Contoh: sungai, burung, siswa, mahasiswa, dll. Dalam Ilmu Nahwu, disebut Isim Nakirah.
2.      Mufrad Isim Juz’i, yaitu Lafadz Mufrad yang ketika disebutkan lantas menunjukkan kepada satu bagian saja dari keseluruhan makna yang terkandung oleh lafadz kulli. Contoh: Jakarta, Bandung, Bogor, dll

v Lafadz Mufrad Isim, dilihat dari segi ada- tidak adanya dalam realita, terbagi menjadi tiga macam:
1.      Isim Muhashal
Adalah kata yang menunjukkan arti atau sifat ganda. Contoh: kota, desa, merah, putih, dll.
2.      Isim Ma’dul
Adalah kata yang menunjukkan ketiadaan sesuatu tau sifatnya. Contoh: bukan sekolah, bukan dosen, tidak hadir.

3.      Isim ‘Adami
Adalah kata yang menunjukkan suatu sifat dari suatu objek yang ada padanya. Contoh: Buta(tidak bisa melihat), Bisu(tidak bisa berbicara, dll.
Menurut Imam al-Adhari dan Al-Darwi Lafadz Mufrad Kulli terdiri dari: musta’mal (yang digunakan dan ghairu musta’mal (yang tidak digunakan).[7]
v Pembagian Kulli, dilihat dari pengertiannya:
·         Kulli artinya menetapkan suatu ketentuan (hukum) atas sesuatu secara menyeluruh. Contoh: Para Santri mengangkat pondok. Perkataan “para santri mengangkat pondok” ini, artinya menetapkan hukum atas santri-santri secara keseluruhan.
·         Kulliyat artinya menetapkan suatu ketentuan atas sesuatu secara satu persatu. Contoh: Para Santri mengangkat buku. Perkataan “para santri mengangkat buku” ini, artinya para santri masing-masing mengangkat buku. Jadi masing-masing santri mengangkat buku.
v Pembagian Juz’i, dilihat dari pengertiannya:
·         Juz’i artinya menetapkan sesuatu ketentuan (hukum) atas sebagian secara keseluruhan dari yg sebagian itu.
·         Juz’iyat artinya menetapkan sesuatu ketentuan (hukum) atas sebagian secara masing-masing dari yg sebagian itu.

C.  PEMBAGIAN LAFADZ MURAKKAB
v Lafadz Murakkab, dibagi menjadi dua macam:
·         Lafazh Murakkab Tam, adalah kata-kata yang dirangkai atau disusun sedemikian rupa sehingga memberi pengertian yang lengkap. Sehingga pendengar dapat dengan mudah mengerti maksudnya. Dalam bahasa Indonesia, murakkab tam disebut kalimat efektif atau kalimat sempurna.
·         Lafazh Murakkab Naqish, adalah rangkaian kata yang belum memberikan pengertian efektif atau sempurna (kalimat gantung). Jadi pendengar atau pembaca sulit mengerti maksudnya.

v Murakkab Tam, dibagi menjadi dua macam:
·         Murakkab Khabari, adalah murakkab tam yang isinya mungkin benar dan mungkin juga salah (mengandung keraguan). Contoh: Si Ali lulus ujian
·         Murakkab Insya’i, adalah murakkab tam yang tidak mungkin benar dan tidak mungkin pula salah.  Murakkab Insya’i ini seperti kata perintah, kata larangan, dan kata seru. Murakkab Insya’i ini tidak menjadi objek mantiq.
D. LAFADZ KULLI DAN PEMBAGIANNYA
1). Pengertian lafadz kulli
Lafadz kulli adalah suatu lafadz yang mengandung beberapa afrad. Seperti lafadz rumah artinya mencakup segala/semua macam-macam rumah. Lafadz ini terbagi pada beberapa bagian. Ada lafadz kulli yang afradnya wujud/nyata, dan ada yang tidak wujud/nyata atau tidak ada dalam kenyataan atau mustahil (menurut akal atau adat).[8]
2). Macam-macam kulli
v  Kulliy Dzatiy
Lafadz kulli dzatiah adalah lafadz yang menunjukkan kepada mahiyah (hakekat) sepenuhnya, dan kepadanya diajukan pertanyaan ”apa dia”. Seperti kata “sayur-mayur” disamakan dengan dengan bayam, kubis, kangkung, dll. Hakikatnya bayam adalah sayur-mayur, kubis juga sayur-mayur, dan kangkung juga sayur-mayur. Jadi kata sayur-mayur itu sudah meliputi kata bayam, kubis, dan kangung.
v  Kulliy ardhiy
Lafadz kulli irdhiyah adalah lafadz abstrak yang menyifati benda. Seperti kata kepala desa dipersamakan dengan Hadi. Meskipun Hadi dapat disebut kepala desa, tetapi kata kepala desa tidak masukdalam hakikatnya Hadi.



v  Kully Wasithoh
Lafadz kulli wasithoh ialah kulliy yang mencakup dua hakikat. Seperti kata “Rokok”. Rokok mengandung dua hakikat: a. Tembakau (tembakau bukan linting), b. Linting (linting bukan tembakau).[9]
v  Kulliyyat Al- khams

a.       Kulliy Jinsi, yaitu kulliy yang mempunyai beberapa jenis, hakikat yang berbeda-beda, dan ketikaterdapat persamaan, kulliy ini patut digunakan sebagai jawaban pertanyaan.
b.      Kulliy Fashal, yaitu sebagian dari zat, wujud, bahan, benda, yang sebagian darinya dapat menunjukkan semua hakikatnya.
c.       Kulliy ‘arodh ‘Aam, yaitu kulliy di luar hakikatnya zat, wujud, benda, yang dapat dipersesuaikan dengan hakekat wujud itu juga dengan yang lain.
d.      Kulliy Nau’, yaitu Kulliy yang mempunyai beberapa hakikat yang sama dan patut digunakan sebagai jawaban dari pertanyaan “apa itu ?”
e.       Kulliy Khoshshoh, yaitu kulliy yang di luar hakikatnya zat, tetapi tertentu, khususnya bagi hakikat zat itu sendiri, seperti “tertawa” bagi manusi, tertawa itu ada diluar hakikatnya manusia, tetapi tertawa itu khusus ada pada manusia, selain manusia tidak ada yang bisa tertawa.








BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Dari pemaparan yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan  Lafadz dalam bahasa arab, adalah kata-kata dalam bahasa Indonesia. Lafadz adalah satu nama yang diberikan pada rangkaian huruf abjad atau susunan beberapa huruf yang mempunyai arti. Jika lafadz tidak mempunyai arti maka rangkaian huruf itu tidak dapat disebut sebagai lafadz. Lafadz dibagi menjadi dua, yaitu: Lafadz Mufrad dan Lafadz Murakkab. Lafadz Mufrad dilihat dari segi bentuknya di bagi menjadi empat macam dan jika dlihat dari segi jenisnya ada tiga macam. Lafadz Mufrad Isim dilihat dari segi artinya dibagi dua, yaitu: Mufrad Isim Kulli dan Lafadz Isim Juz’i. Lafadz Murakkab ada dua, yaitu: Lafadz Murakkab Tam dan Lafadz Murakkab Naqish. Lafadz kulli adalah suatu lafadz yang mengandung beberapa afrad. Lafadz Kulliy ada tiga, yaitu: kulli dzatiy, kulli ardhiy, kulli wasithoh. Kulliyat Al-khamz, ini merupakan bahan pembentukan ta’rif/ pengertian.[10] Kulliyat al-khamz yaitu: al- nau’,jenis (al- jins),fashal(Al- fashal),khashah, ‘aradh’am . Jins di bagi menjadi 3, yitu: jins Qorib, jins mutawasith, jins ba’id.



[1] Syukriadi Sambas,  Mantik Kaidah Berpikir Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 46
[2] Ibid., 46
[4] Syukriadi Sambas, Mantik Kaidah Berpikir Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 47
[5] Syukriadi Sambas, Mantik Kaidah Berpikir Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 48
[6] Ibid., 48
[7] Syukriadi Sambas, Mantik Kaidah Berpikir Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 49

[9] Cholil Bisyri Mustofa, Tejemahan Assulamul Munauroq (Bandung: PT Alma’arif, 2000), 23
[10] http://kyubiumi.blogspot.com/2013/10/makalah-ilmu-mantiqlafadz.html (Senin, 28-04-2014, 20:15)